Senin, 28/2/2000, 08:08
WIB 'Penjarah domain name bisa
dilacak' Laporan M Gunadi Henoch
satunet.com - Secara teoritis penjarah nama domain
bisa dilacak melalui sejumlah cara, termasuk saat pembayaran fee
tahunan.
Isu itu mengemuka setelah terjadinya perampokan nama domain
detik.com dan kompas.com serta plasa.com akhir pekan lalu oleh dua
kriminal bernama alias Tony Adams dan Stolen. Usaha mengembalikannya
ke pemilik sesungguhnya masih menunggu dibukanya kantor pendaftaran
nama domain mereka di Network Solution Senin pagi waktu Amerika.
Namun siapa pun identitas asli si penjarah, sebenarnya posisinya
benar-benar dalam bahaya besar karena identitasnya bisa diketahui
melalui sejumlah pelacakan. Antara lain dengan cara melacak nomor IP
addressnya, SMTPnya, nomor dialnya, dan service free e-mail yang
digunakannya.
"Terus terang saja, pelaku pembajakan domain yang beraksi ini
berada di posisi yang sangat berbahaya. Buktinya pelaku pembajakan
domain kami sebelumnya berhasil ditangkap. Saat ini pembajak domain
tersebut pasti sedang berkejar-kejaran dengan pemilik domain yang
ngerti hole Netsol (Network Solution) tersebut," kata Maysan dari
jasa webhosting dan perantara pendaftaran nama domain Techscape.Net.
Pengalaman penjarahan nama domain itu sebenarnya bukan sekali ini
saja. Untuk nama-nama Indonesia sudah beberapa kali terjadi, menimpa
misalnya eastjava.com, gusdur.com, dan megawati.com, serta sejumlah
nama lain.
"NSI (Network Solutions) sering berbuat keliru. Ini salah satunya
mungkin karena mereka sudah berukuran besar, kewalahan support
karena mengurus banyak domain. Kadang domain yang diprotect PGP bisa
diubah dengan mail yang tidak diberi signature," kata programmer dan
sysadmin satunet.com Steven Haryanto.
"Pada dasarnya domain kita tidak bisa 100% secure dari hijacking
karena orang masih bisa fake telepon atau memalsukan tanda pengenal
yang di-fax ke internic sebagai tanda autentikasi. tapi, karena nama
pendaftar tidak bisa diubah, pendaftar asli pada akhirnya bisa
meminta pengubahan, jika perlu sampai ke pengadilan," tambah
Steven.[mgh] |